Selasa, 30 Oktober 2012

PELESTARIAN SENI KOMPANG DALAM SYIAR ISLAM YANG LEBIH VARIATIF DI MASJID AL – MUTTAQIN – PERUM MEDIO RAYA – TRANS BARELANG – KOTA BATAM

UPAYA PELESTARIAN SENI KOMPANG DALAM SYIAR ISLAM YANG LEBIH VARIATIF DI MASJID AL – MUTTAQIN – PERUM MEDIO RAYA – TRANS BARELANG – KOTA BATAM

Kami dari Takmir Masjid Al-Muttaqin - Perum Medio Raya – Trans Barelang – Kota Batam mengetuk hati kaum muslimin / muslimat di manapun berada untuk bisa membantu Dana Pembelian Peralatan dan Pembentukan 2 Group Kompang (Ar-Rijal & An-Nisa) yang masing-masing membutuhkan dana @Rp 10.000.000,- x 2 = Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).

Diharapkan dengan terbentuknya 2 Group Kompang di lingkungan Masjid Al Muttaqin, syiar dan kegiatan keislaman di wilayah Perumahan Medio Raya – Trans Barelang – Kota Batam akan semakin semarak dan lebih variatif.

Sekretariat : Masjid Al-Muttaqin RT.07 RW.14 Kelurahan Tembesi Kecamatan Sagulung Kota Batam – Kepulauan Riau – Indonesia (29434)

Hp. +6281377744845
Fax +62778 – 391515
Email : masjid.almuttaqin@ymail.com
No.Rekening 0188500592 Bank Muamalat Cabang Batam a.n. MESJID AL MUTTAQIN



Kompang adalah alat musik tradisional milik masyarakat melayu. Alat musik ini termasuk dalam instrument pukul seperti gendang dan gamelan. Meski saat ini instrument ini termasuk dalam alat music tradisional bangsa melayu, namun sebenarnya alat musik ini berasal dari Arab yang kemudian dibawa ke tanah Melayu pada zaman kesultanan Malaka oleh para pedagang India Muslim sekitar

Kompang biasanya dimainkan pada masa perarakan, kenduri dan upacara – upacara tradisional yang lain. Cara memainkan kompang pun terdiri dari dua bagian yaitu dengan paluan tradisi dan paluan modern. Pada paluan tradisi kompang dimainkan dengan cara sambil menyanyikan lagu – lagu atau syair Arab ataupun Melayu klasik. Namun pada teknik paluan modern, kompang dimainkan dengan sambil menari. Tradisi ini sebenarnya sangatlah perlu untuk dilestarikan mengingat semakin sedikitnya instrument musik ini dimainkan pada masa sekarang. Untuk itu sebagai Bangsa Melayu, alangkah mulianya jika melestarikan tradisi dan alat musik ini agar tetap ada.

Jika anda peduli terhadap tradisi lokal ini, anda bisa saja ikut ambil bagian dalam melestarikannya. Disini anda bisa membeli alat musik ini sebagai sarana dalam merayakan tradisi – tradisi yang ada di lingkungan anda. Jika anda tertarik dengan instrument ini, anda bisa memesannya baik secara grosir, eceran maupun keagenan, karena alat music ini tidak selalu ada di toko musik biasa. Sebagai orang yang bangga terhadap tradisi lokal, mari lestarikan tradisi yang telah ada dan jangan biarkan tradisi yang telah lama ada ini hilang begitu saja.



WAKIL WALIKOTA DUKUNG SYIAR ISLAM MELALUI QASIDAH REBANA

Batam – Wakil Walikota Batam, Ir. H. Ria Saptarika didampingi Ibu Hj. Suparti Ria Saptarika membuka kegiatan Semarak Ramadhan 1431 H Batam Pos yang ditandai dengan penabuhan Kompang bersama sama dengan Pimpinan Umum Batam Pos, Hasan Aspahani, Pimpinan Perusahaan, Usep RS dan Perwakilan dari Manajemen Mall Top 100 Batu Aji, Minggu (15/8). Semarak Ramadhan 1431 H ini adalah rangkaian dari kegiatan dalam rangka Ulang Tahun Batam Pos yang ke 12 tahun. Yang antara lain akan menampilkan perlombaan-perlombaan yang bernafaskan islami, yaitu Lomba Kompang, Lomba Qasidah Rebana yang di gelar hari itu, Lomba Fashion Show Busana Muslim Anak, Lomba Foto Busana Muslim yang digelar 21 Agustus 2010 dan Lomba Adzan serta Lomba Pukul Bedug Takbir yang akan di gelar tanggal 22 Agustus 2010. Kegiatan akan ditutup pada tanggal 29 Agustus 2010 sekaligus penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba dan buka puasa bersama anak yatim piatu sekota Batam.

Wakil Walikota Batam, Ria Saptarika dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemerintah sangat menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan Batam Pos tersebut, “acara yang di gelar Batam Pos ini sangat bermanfaat karena sangat mendukung syiar Islam, karena kompang adalah kesenian yang sangat Islami,” jelasnya. Ria juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada Batam Pos yang telah peduli terhadap kesenian sekaligus Syiar Islam melalui kegiatan ini sehingga masyarakat lebih terberdayakan.

Lomba Kompang dan qasidah rebana diikuti oleh 20 Kelompok dari berbagai majelis taklim, Taman pendidikan Quran, maupun perwakilan dari Kecamatan dengan dewan juri antara lain dari Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Seni Qasidah Indonesia Kota Batam (LASQI), dari Majelis Silaturahmi Muslimah Kota Batam (Masturah) dan dari Dewan Kesenian Batam. Ketua Panitia Kegiatan, Dewi Febsuri menjelaskan kriteria penilaian oleh dewan juri yaitu vokal, Instrumen dan penampilan. Keluar sebagai juara satu Lomba Qasidah Rebana yaitu Grup Rebana Khairunisa, Batu Besar, juara kedua diraih oleh Grup Al-Ikhlas Tembesi dan Juara ketiga diraih Grup AL-Munawaroh Sei harapan.

Sumber : humasbatam.com



SENI KOMPANG MELAYU MULAI DITINGGALKAN

TEMBILAHAN- Bahari Yunus (70), seorang tokoh yang senantiasa berjuang untuk melestarikan kesenian Kompang di Negeri Seribu Jembatan, Indragiri Hilir (Inhil), dengan Sanggar Kompang Nurul Ihwan, merasa prihatin. Kesenian Melayu tersebut, kini sudah mulai ditinggalkan generasi mudanya.

" Kompang adalah kesenian Melayu yang perlu dilestarikan agar tidak hilang digerus zaman dengan kemajuan dan beragam kesenian baru yang muncul. Untuk itu, sangat diharapkan adanya perhatian dari pemerintah untuk melestarikan budaya ini," ucap Bahari, Jumat (21/1) di Tembilahan.

Kesenian Kompang, katanya, merupakan kesenian tradisional yang dinilai sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu Riau, terutama di Kabupaten Inhil. Kesenian ini, dulunya sering ditampilkan pada setiap acara dan perayaan. Bahkan, menjadi keharusan pada acara resepsi pernikahan.

Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, katanya, kesenian Kompang tak lagi populer di tengah masyarakat Melayu Inhil, terutama di kalangan generasi muda. Walaupun masih ada yang memainkan Kompang, namun sudah sangat sedikit dan jarang sekali ditampilkan.

Padahal, menurut Bahari, untuk memainkan kesenian Kompang, tidak sesulit yang dibayangkan. Walaupun untuk memainkan Beredah (permainan yang menggunakan Rebana yang besar), harus memiliki keahlian khusus. Baik dalam memainkan maupun melantun Syair Shalawat. Namun semua itu mudah dipelajari.

"Jika pemerintah mempunyai kemauan untuk melestarikan dengan memberikan apresiasi terhadap kesenian Kompang, maka kesenian ini harus dijadikan mata pelajaran di sekolah-sekolah. Atau dengan mengharuskan generasi muda, dalam setiap acara perhelatan, harus menyertakan kesenian Kompang," usul Bahari. (Zulf)

Sumber : halloriau.com



Inilah Syarat Dakwah Melalui Seni

Dr Hamid Fahmi Zarkasyi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syiar Islam melalui seni kini merebak. "Medium seni adalah hiburan, tapi jika diselipi isi-isi bernilai keagamaan bisa jadi media dakwah. Namun, efektivitas dakwahnya dikatakan belum bisa optimal,"ulas Ketua Majelis Pimpinan Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) KH Hamid Fahmi Zarkasyi, Selasa (12/6).

Meski begitu, pengasuh Pondok Pesantren Modern Gontor ini memaklumi jika dunia industri hiburan kini mulai banyak menyasar segmen religius. Yang terpopuler, sebutnya, menggunakan seni musik dan pertunjukan untuk menyelipkan konten keislaman. Walhasil, tidak semua bentuk seni dengan cap religi berhasil mencapai fungsinya sebagai media dakwah.

"Semua tergantung medianya, tergantung lirik, genre, dan bentuk pertunjukannya. Yang benar-benar relijius menampakkan ke arah keagamaan dengan mengutamakan identitas keislaman," imbuh Ketua Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSIST) ini.

Semua pertimbangan tadi menurut Gus Hamid untuk menjaga keseimbangan antara fungsi hiburan dan dakwahnya. Dari segi lirik misalnya, dia mengamati ada yang bersifat populer dan religius. Musik atau pertunjukan yang religius, sebutnya, menonjolkan pesan-pesan dakwah dibandingkan sisi hiburannya. "Sedangkan musik dalam artian populer tak bisa dipergunakan untuk dakwah,"terangnya.

Dia pun mencontohkan nasyid serta lagu-lagu Bimbo sebagai seni musik yang memenuhi syarat media dakwah sekaligus penghibur jiwa. Di ranah hiburan internasional, Maher Zain disebutnya membawa nuansa agamis dengan memadukan musik pop dan nuansa Arab. Liriknya pun membawa semangat untuk beribadah dan melakukan kaidah-kaidah sebagai seorang Muslim.

"Yang terpenting pemusik Muslim harus pintar mengkombinasikan unsur seni dan konten dakwah untuk menyampaikan ajaran-ajaran dalam Alquran dan hadist," ujar Gus Hamid. Ramuannya sisi religius dengan kemasan populis sehingga pesan tersampaikan melalui sentuhan perasaan insan.

Redaktur: Heri Ruslan

Reporter: indah wulandari

Sumber: REPUBLIKA.CO.ID,



Salam Sukses By:

Master Internet Marketer Indonesia

http://momoncomputer.blogspot.com/

Seni Kompang, Pelestarian Kompang, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan, Kompang, rebana, seni, bedug, art, artist, islami, lomba, group, kelompok, kesenian, melayu, malay, sholawat, salawat, donasi, infak, sedekah, Batam, Barelang, Kepri, Kepulauan Riau, Islam, Syiar, Dakwah, Sunnah, Bansos, Bantuan sosial, Departemen Sosial, Depsos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar